Catatanku tentang seorang anak
Pasti kamu merasa sedih
Siang itu saya masih duduk cantik sambil memencet gadget. Dan tetap fokus pada aplikasi aplikasi di gadget cantikku he he memuji hp sendiri. Terdengar dengan jelas tangisan dengan suara khas wanita. Akupun langsung mendekati suara tersebut dan ternyata dia adalah salah satu santriwati kami. Dia terus menangis meminta untuk pindah dari pondok. Aku berusaha tenang dan mencari solusi bagaimana untuk menenangkannya. Disana juga sudah ada beberapa guru yang membujuknya untuk tenang karena suaranya memang mengganggu shalat zuhur di masjid. Bujukan dan rayuan teman teman tidak di gubris sabg anak justru dia terus saja menangis tanpa menghiraukan kondisi sekitar.
Aku mengambil posisi lebih dekat dengan si anak dan terus memintanya untuk diam dahulu baru menceritakan apa yang dia rasakan. Pada saat itupun aku langsung mempraktekkan tentang komprod/-komunikasi produktif bersama anak didik ku. Tapi rasanya aku belum berhasil untuk mendiamkannya. Teman temanku sudah putus aja mereka langsung meninggalkan sang anak. Kini hanya ada aku dan si anak tersebut. Aku memelukknya dan berusaha untuk hanyut bersama kesedihannya.
Komentar
Posting Komentar