Pola belajar anak, aliran rasa T10 game 4
MEMAHAMI GAYA BELAJAR ANAK
saya
termasuk dari anak/siswa yang selalu menerima apa saja yang diberikan orang/tua
ataupun guru, lebih cenderung diam dan tidak berani untuk menanyakan kembali. karena paradigm saat itu ialah
“Banyak
bertanya dianggap bodoh dan mengganggu proses pembelajaran”
Ketika bergabung bersama IIP disana
saya banyak belajar tentang bagaimana mendampingi anak anak dengan benar, dan mencari tahu pola belajar anak . Zaman
yang terus berubah maka sudah saatnya jua saya harus merubah paradigma yang
ada. Setiap anak
“PASTI
BISA BELAJAR DENGAN CARA YANG BERBEDA”
Sebelum
saya mengidentifikasi pola belajar anak anak saya, terlebih dahulu saya aka
paparkan sedikit resume tentang pola belajar anak. Mengutip dari materi Level 4, ada 4 hal penting yang menjadi tujuan anak
anak belajar yaitu :
1.
Meningkatkan rasa ingin tahu (Intellectual
Curiosity)
2.
Meningkatkan Daya Kreasi dan Imajinasinya (Creative Imagination)
3.
Mengasah seni / cara
anak agar selalu bergairah untuk menemukan sesuatu ( _Art of Discovery and
Invention_)
4.
Meningkatkan akhlak
mulia anak-anak ( _Noble Attitude_)
Empat hal tersebut
yang harus dijadikan tujuan saya untuk menemani anak anak belajar. Maka saya harus focus untuk keempat hal
tersebut.
Selanjutnya
memasuki tahapan memahami berbagai gaya belajar anak. Gaya belajar anak dapat
menentukan prestasi belajar anak. Hal itu belum saya sadari karena yang
tertanam dalam paradigma saya yaitu anak harus mengikuti gaya belajar saya. Hasil
dari materi game 4 ini, saya mulai
merancang dan mencari tahu dahulu tentang gaya belajar anak anak saya. Sebelum
saya mengenal tentang modalitas belajar alfat , Saya akan memamaparkan 3
modalitas belajar anak sesuai dengan materi game 4
Tiga
macam Modalitas belajar anak
1. Auditori (Belajar dengan cara mendengar)
Auditori yaitu mengakses segala macam bunyi, suara,
music,nada,irama,cerita,dialog dan pemahaman materi pelajaran dengan menjawab
atau mendengarkan lagu, syair atu yang terkaid dengannya. Anak yang bertipe Auditori mengandalkan
kesuksesan belajarnya melalui telinga dan mencerna lebih cepat dengan
menggunakan strategi diskusi Verbal
dan mendengarkan apa yang
disampaikan. Dan anak anak seperti
ini dapat menghafal lebih cepat dengan
membaca teks dengan keras dan mendengar kaset.
Ciri ciri gaya belajar Auditori
-
Saat bekerja suka
bicara kepada diri sendiri
-
Penampilan rapi
-
Mudah terganggu oleh
keributan
-
Belajar dengan
mendengarkan dan mengingat apa yang didiskusikan dari pada yang dilihat
-
Senang membaca dengan
keras dan mendengarkan
-
Menggerakkan bibir
mereka dan mengucapkan tulisan di buku ketika membaca
-
Biasanya ia pembicara
yang fasih
-
Lebih pandai mengeja
dengan keras daripada menuliskannya
-
Lebih suka gurauan
lisan daripada membaca komik
-
Mempunyai masalah
dengan pekerjaan-pekerjaan yang melibatkan Visual
-
Berbicara dalam irama
yang terpola
-
Dapat mengulangi
kembali dan menirukan nada, berirama dan warna suara
Strategi untuk mempermudah proses belajar anak
auditori
-
Ajak anak untuk ikut
berpartisipasi dalam diskusi baik di dalam kelas maupun di dalam keluarga.
-
Dorong anak untuk
membaca materi pelajaran dengan keras.
-
Gunakan musik untuk
mengajarkan anak.
-
Diskusikan ide dengan
anak secara verbal.
-
Biarkan anak merekam
materi pelajarannya ke dalam kaset dan dorong dia untuk mendengarkannya sebelum
tidur.
2. Visual (Belajar dengan cara melihat)
modalitas ini mengakses citra visual, warna, gambar,
catatan, tabel diagram, grafik, serta peta pikiran, dan hal-hal lain yang
terkait.
Lirikan ke atas bila berbicara, Berbicara lebih cepat,
penglihatan memegang peranan penting.
Ciri-ciri
gaya belajar visual
-
Bicara agak cepat
-
Mementingkan
penampilan dalam berpakaian/presentasi
-
Tidak mudah terganggu
oleh keributan
-
Mengingat yang
dilihat, dari pada yang didengar
-
Lebih suka membaca
dari pada dibacakan
-
Pembaca cepat dan
tekun
-
Seringkali mengetahui
apa yang harus dikatakan, tapi tidak pandai memilih kata-kata
-
Lebih suka melakukan
demonstrasi dari pada pidato
-
Lebih suka music
-
Mempunyai masalah
untuk mengingat instruksi verbal kecuali jika ditulis, dan seringkali minta
bantuan orang untuk mengulanginya.
-
Strategi
untuk mempermudah proses belajar anak visual
-
Gunakan materi visual seperti, gambar-gambar,
diagram dan peta.
-
Gunakan warna untuk menghilite
hal-hal penting.
-
Ajak anak untuk membaca buku-buku berilustrasi.
-
Gunakan multi-media (contohnya:
komputer dan video).
-
Ajak anak untuk mencoba
mengilustrasikan ide-idenya ke dalam gambar.
3. Kinestetik (Belajar dengan cara bergerak
bekerja dan menyentuh)
modalitas ini mengakses segala jenis gerak, aktifitas tubuh,
emosi, koordinasi, dan hal-hal lain yang terkait.
Lirikan kebawah bila berbicara, berbicara lebih
lambat. Anak yang mempunyai gaya belajar kinestetik belajar melalui bergerak,
menyentuh, dan melakukan. Anak seperti ini sulit untuk duduk diam berjam-jam
karena keinginan mereka untuk beraktifitas dan eksplorasi sangatlah kuat. Anak
yang bergaya belajar ini belajarnya melalui gerak dan sentuhan
Ciri-ciri
gaya belajar kinestetik :
-
Berbicara perlahan
-
Penampilan rapo
-
Tidak terlalu mudah
terganggu dengan situasi keributan
-
Belajar melalui
memanipulasi dan praktek
-
Menghafal dengan cara
berjalan dan melihat
-
Menggunakan jari
sebagai petunjuk ketika membaca
-
Merasa kesulitan untuk
menulis tetapi hebat dalam bercerita
-
Menyukai buku-buku dan
mereka mencerminkan aksi dengan gerakan tubuh saat membaca
-
Menyukai permainan
yang menyibukkan
-
Tidak dapat mengingat
geografi, kecuali jika mereka memang pernah berada di tempat itu
-
Menyentuh orang untuk
mendapatkan perhatian mereka Menggunakan kata-kata yang mengandung aksi.
Strategi
untuk mempermudah proses belajar anak kinestetik:
-
Jangan paksakan anak
untuk belajar sampai berjam-jam.
- Ajak anak untuk
belajar sambil mengeksplorasi lingkungannya (contohnya: ajak dia baca sambil
bersepeda, gunakan obyek sesungguhnya untuk belajar konsep baru).
-
Izinkan anak untuk
mengunyah permen karet pada saat belajar.
-
Gunakan warna terang
untuk menghilite hal-hal penting dalam bacaan.
-
Izinkan anak untuk belajar sambil mendengarkan
music
Ketika belajar memahami anak-anak, sejatinya kita sedang
belajar memahami diri kita sendiri. Apabila bunda semuanya bisa melihat gaya
belajar anak-anak karena sering mengamati perkembangan mereka, maka kitapun
akan dengan mudah mengamati gaya belajar kita, gaya mengajar kita dan gaya
bekerja kita.
Itulah sedikit ringkasan dari game level 4, dan masih
menunggu tahapan tantangan 10 hari
Salam Ibu Profesional,
/Tim Fasilitator Bunda Sayang/
Sumber Bacaan:
_Gordon Dryden and JeanetteVos, The Learning Revolution, ISBN-13:
978-1929284009_
_Barbara Prashing, The Power of Learning Styles,
Kaifa, 2014_
_Institut Ibu Profesional, Bunda Sayang : Memahami
Gaya Belajar Anak, GazaMedia, 2016_
Setelah
mempelajari dan sharing tentang model pembelajaran maka tiba pada hal yang
paling menantang yaitu T10 atau tantangan sepuluh hari. Awalnya saya bingung
harus memulai dari mana tapi berulang kali saya membaca materinya dan mencerna
maka mulailah pada T1 yaitu mencari tahu model pembelajaran alfat.
Dakumentasi. Bermain bersama
Pengamatan yang saya lakukan untuk di tantangan hari
ke 1
Mengidentifikasi alfat masuk dalam kategori pola yang
mana ?
ü Banyak bergerak
ü Tidak betah diam
ü Sudah lancar dalam membaca
ü Belum rapi dalam tulisan
ü Suka bermain hal hal yang menantang
ü Mahir dalam bercerita
ü Menyukai buku cerita
Setelah mengamati dan mencatat tentang ciri ciri yan
terjadi di lapangan maka saya mengambil kesimpulan sementara tentang pola
belajar alfat yaitu : KINESTETIK
Apabila
merujuk dari materi di atas maka saya merancang pembelajaran alfat dengan
menggunakan pola belajar Kinestetik. saya
kembali mempelajari tentang pola kinestetik dari pengertian, ciri cirinya dan
yang paling penting Strateginya.
Strategi
untuk mempermudah proses belajar anak kinestetik:
-
Jangan paksakan anak
untuk belajar sampai berjam-jam.
-
Ajak anak untuk
belajar sambil mengeksplorasi lingkungannya (contohnya: ajak dia baca sambil
bersepeda, gunakan obyek sesungguhnya untuk belajar konsep baru).
-
Izinkan anak untuk
mengunyah permen karet pada saat belajar.
-
Gunakan warna terang
untuk menghilite hal-hal penting dalam bacaan.
-
Izinkan anak untuk belajar sambil mendengarkan
music
Setelah mengidentifikasi ciri ciri dan mencari
strategi yang tepat untuk pembelajaran maka tantangan yang tinggal 9 haripun
dimulai. Banyak kendala yang saya hadapi dari masala Hp yang di bawah suami,
dan masalah kuota yang kembang kempis. Hamper saja saya berhenti di perjalanan
tapi sekali lagi kinginan yang kuat ternyata menjadi factor utama dalam
menjalankan tantangan tersebut.
Satu
hari terberat menyelesaikan tantang yaitu ketika waktu yang singkat dan
berbenturan dengan tugas dinas dan tugas domestic, kala itu saya hamper saja
mengambil langka untuk berhenti tapi saya tidak ingin meyerah untuk
menakhlukkan tantangan kali ini. Alhamdulillah T10 game level 4 terselesaikan.
#Aliranrasa4


Komentar
Posting Komentar