dibalik senyuman Indahmu
DI BALIK SENYUMAN INDAHMU
By Marlin Rapar
Aku tak begitu kenal dengan wanita itu karena jarak
dan waktu yang tidak mempertemukan aku dengan wanita itu. Akupun tak begitu mau
tahu tentang kehidupannya yang menyimpan berbanyak misteri dalam perjalan
kisahnya. Berawal dari aku mendapatkan informasi via group watssap khususnya
group sekolah tempat saya mengajar. Di sana tertulis pesan singkat yang dikirim
oleh Kepala Ponpes kami yaitu
“ Bagi semua Dewan Guru dan kariyawan hari ini kita
akan mengadakan kunjungan ke Rumah Ustazah Yuda, karena suaminya sedang sakit .”
Saya hanya membaca sekilas pesan tersebut dan tak begitu menghiraukannya. Selanjutnya
saya menutup aplikasi WA saya dan melanjutkan dengan aktifitas lain.
Hati ini kembali tergerak dan jari jemari ini
perlahan mulai mengotak atik serta membaca dengan cemat setiap pesan yang masuk
di Group WA. Masih ada keraguan untuk ikut berkunjung mengingat jarak rumah
saya dan rumah wanita itu sangat jauh. Kemudian terjadilah perbincangan antara
saya dan beberapa rekan kerja saya berkaitan dengan kunjungan tersebut. Ada yang
terpaksa ikut karena rumahnya dekat ada juga yang tidak ikut dengan berbagai
alasan. Saya memutuskan untuk ikut dan memaksakan diri ini untuk ikut
alasannyapun aku tidak tahu
Berangkatlah kami dengan 2 kendaran roda dua lalu
berhenti di salah satu teman kami dan melanjutkan perjalanan dengan menggunakan
mobil pribadi. Dari kejahuan sudah tampak rumah yang ditujuh walaupun agak
masuk gang sedikit tapi kami sudah sangat yakin itulah gang yang dimaksud. Sambil
menunggu teman yang lain kami mulai bercerita ini dan itu. Dan sama sekali
tidak ada perbincangan kami tentang wanita itu.
Semua anggota sudah berkumpul dan memasuki rumah yang
kami tujuh. Masyaallah, Allahu Akbar saya sangat terkejut dengan kodisi yang
saya lihat di lapangan. Bahkan air mata ini tak berhenti keluar dari pelupuk mata karena saat itu aku
melihat sosok seorang wanita tanggu, sosok seorang ibu luar biasa dan sosok
seorang guru hebat yang tak pernah memperlihatkan kesedihannya di depan orang
banyak. Aku meras sangat malu betapa aku masih saja mengeluh dengan kehidupan
yang sudah Allah berikan saat ini, betapa aku masih selalu merasa kurang puas
dengan semua yang aku miliki saat ini, betapa aku selalu berwajah murung tat
kala beban hidupku semakin terasa sulit. Tapi luar biasa hari ini aku
menyaksikan wanita yang melebihi ketangguhannya.
Air mata ini masih saja mengalir di kedua pipiku tat
kala kami saling salam dan melempar senyuman karena wanita it uterus saja
tersenyum, dia tidak ingin memperlihatkan wajah murung bahkan beliaupun
memminta kami untuk terus tersenyum. Masyaallah dengan cobaan yang Allah
berikan kepadanya tapi tak membuatnya mengeluh dan berputus asah. Beberapa pertanyaan
kami mulai di jawab satu persatu tanpa ada linangan air mata sama sekali apa
mungkin karena dia sudah terlalu sering menagis dengan kondisi saat ini taupun
dia memang sudah ikhlas dengan cobaan ini. Wanita it uterus saja menceritakan
kisahnya hingga sampai kepada akhirnya ketika suaminya terbaring lemah tak
berdaya dan di fonis mengidap penyakit Kangker Otak. Kami sebagai pendengar
saja tak berehenti meneteskan air mata mendengar kisah demi kisah yang dia
ceritakan tapi wanita tanggu itu masih tersenyum. Katanya “Jika saya menangis
maka saya takkan bisa kuat untuk mengahadapi cobaan ini dan dia selalu
tersenyum karena dia ingin suaminya tetap merasa nyaman berada disampingnya
hingga akhir hayatnya” kata katanya
selalu saja membuat kami mewek dan sesekali wanita itu melemparkan senyumannya.
Yang membuat kami tak berhenti meneteskan air mata
ketika dia mulai mengajak suaminya bicara dengan menyebutkan tentang keberadaan
kami dan satu hal lagi yang membuat kami sangat malu dengan semua keluh kesah
kami yaitu wanita itu buka saja menemani dan merawat suaminya yang sedang sakit
tapi dia juga memiliki putra yang mengalami keterlambatan perkembangan. Kami semakin
mewek ketika melihat dia menggendok anaknya yang kira kira usianya sudah 9
tahunan tapi masih saja harus di papah karena ketidak berdayaannya. Sekali lagi
kesabaranmu dan di balik senyumanmu saat ini membuat aku langsung pulang
kerumah dan mencari suamiku lalu melepaskan semua kerinduanku dan membuang
semua keluh kesahku tentang semua kekurannya. Trimah kasih karena dengan kisahmu
aku sampai saat ini masih saja bisa tersenyum baik di rumah mapun ketikan bersmama
dengan anak anak didikku dan bersyukur dengan kehidupanku saat ini

Komentar
Posting Komentar