Purnama Pesantren Al Hasanah part 2

Awal Kehidupan di Pondok

Hari pertama selesai juga Masa Orientasi Siswa. Kami Santri baru langsung kembali ke asrama  Fatimah yang berada di belakang masjid.

Aku dan beberapa santri baru berjalan sejajar melewati Asrama Zahro sambil merununi anak tangga yang belum di semen. Di samping Asrama fatimah ada satu bangunan kecil, bangunan itu dijadikan dapur untuk memasak Gulai atau Sayuran untuk menu kami setiap hari.

Aku mendapat tempat tidur di sudut kanan Asrama Fatimah. Semuanya terasa asing dan belum satupun teman seasrama yg aku kenal. Semuanya sibuk membereskan perlengkapan masing masing. Sementara aku tidak banyak aktifitas. Aku duduk di pinggiran tempat tidur yang belum ada penghuninya mengamati gerak gerik mereka.

Aku masih menunggu datangnya barang barangku baik perlengkapan tidur, mandi maupun pakaian. Kata paman akan diantar secepatnya, tapi sampai saat ini paman blom juga tiba. Aku sudah mandi soreh tapi pakaian yang kukenakan belum diganti karena paman belum jua datang.

Azan Magrib 20 menit lagi, kupersiapkan diri untuk pergi ke Masjid lebih awal. "Ya Tuhan" aku bergumam sambil menarik nafas panjang lalu menghembuskan kembali ada sesuatu yang berbeda untuk hari ini, aku merasakan kebersamaan serta keakraban yang tidak pernah kudapatkan selama bertahun tahun. Aku yang terbiasa bebas dan hidup sesuka hati tapi disini aku terkekang dengan aturan aturan yang ada. Pergi ke Masjid tidak boleh terlambat, setiap keluar Asrama harus pakai pakaian lengkap pokoknya yang menutup Aurat tak ketinggalan jari jari kakipun harus ditutup alias harus pakai kaos kaki Aku  merasa aneh dengan kehidupan baruku.

Tapi tak apalah karena ini sudah menjadi keinginanku untuk melanjutkan sekolah berarti aku harus menyelesaikan tugasku ini dan bertekad untuk tidak akan membangkang sama seperti yang kulakukan ketika tinggal bersama Ayah dan Ibu tiriku. Aku tidak ingin lagi hidup sengsara seperti tahun tahun yang lewat.

Suara azan mengangetkanku. Aku meluruskan cara dudukku dengan menghadap ke Kiblat. Aku kenal Nama Qiblat setelah memeluk Islam lebih kurang 1 bulan yang lewat. Ketika pak KUA menuntunku untuk Bersyahadah dan aku mengikutinya lalu beliaupun memberiku pesan pesan tentang bagaimana menjadi seorang Muslim serta apa saja kewajiban menjadi Muslim.

Sebelum masuk Pondok aku belajar Shalat dan berwudhu sendiri tak ada yang menuntunku. Dalam berwudhu aku tak tahu kalau ada syarat dan rukun yang harus dipenuhi begitupun shalat. Semuanya kulakukan sesuka hatiku. Bahkan ketika shalat aku meletakkan buku panduan shalat di depanku dan sesekali melakukan gerakan shalat tapi mataku fokus pada buku.

"Dek rapatkan barisan" kata salah satu santri lama

"iiaa" jawabku gagap sambil merapatkan barisan ke samping

aku terlalu banyak melamun hingga tidak menyadari Shalat Magrib akan segera dilaksanakan. aku kembali bingung tak mengerti bagaimana tata cara Shalat Maghrib berjamaah. ingin bertanya tapi malu. demi menjaga rasa malu kuputuskan mundur ke shof paling belang.

Komentar

Postingan Populer