Chalenge hari kedelapan

POV  Cowok

Aku yang memilihmu untuk menjadi pendamping melewati badai dan prahara berumahtangga. Bahkan aku rela melepaskan beberapa gadis yang dekat denganku demi bisa bersamamu. Walaupun aku kategori cowok yang ugal ugalan bebas berkencan dengan banyak wanita tapi aku tetap ingin anak-anakku terlahir dari Wanita baik-baik.

Aku sama sekali tak tertarik denganmu Amira, Apalagi sampai memperistri kan. Itu masih menjadi tanda tanya baik diriku maupun teman temanku tapi semuanya kembali lagi pada takdir yang sudah ditentukan. Nyatanya saat ini kita resmi menjadi suami istri.

Dua puluh hari proses untuk meresmikan hubungan aku dan Amira. Waktu yang sesingkat itu untuk saling memahami karakter rasanya tak cukup, tapi keyakinanku bahwa, Dia adalah orang yang bisa dipercaya untuk membangun peradaban bersama.

Akad nikah sudah terlaksana. Namun beban di punggungku terasa semakin berat dari sebelumnya. Masih terdiam tanpa kata. Amirah duduk didepan meja rias masih lengkap dengan pakaian pengantinnya, sementara aku duduk dipinggir tempat tidur sembari mengisap rokok. Memikirkan bagaimana memulai kata-kata. Kulirik Amira yang mulai melepaskan aksesoris yang menempel pada kepalanya, ingin sekali aku membantu tapi tubuh ini terasa berat untuk mendekatinya, ya karena kami memang tidak begitu dekat. Kami dipertemukan oleh kedua orang tua. Walaupun atas persetujuanku

Komentar

Postingan Populer