Bagamana Seorang Muslim Berfikir
Bagamana Seorang Muslim Berfikir
Kali ini saya mencoba meresume buku berjudul Deep Thinking (Bagaimana Seorang Muslim Berfikir). Buku ini ditulis oleh Harun Yahya nama pena nya. Penerbit Robbani press. Jakarta 21 Januari 2021. Lama sekali buku ini terpajang di rak buku. Beberapa kali ketika beres beres rumah sempat terlihat namun tidak termorivasi untuk membacanya jangankan membaca melirikpun ngak sama sekali.
Setelah
saya membolak balik buku tersebut, saya tertarik dengan judul “Khayalan Yang
Tidak Bermanfaat” setelah tertegun lama
melihat buku ini akhirnya tertarik untuk meresum nya walaupun ala
kadarnya. Dalam surat Ali Imran ayat 191
yang artinya “(Yaitu)Orang oarang yang mengingat Allah sambil berdiri atau
duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan
langit dan bumi (seraya berkata) Ya Tuhan kami, tiadalah engkau menciptakan ini
dengan sia-sia Maha Suci Engkau maka peliharalah kami dari siksa neraka” ketika
membaca ayat ini bulu kudu langsung berdiri mengingat umur yang semakin
singkat.
Ya
bertambahnya umur maka kesempatan untuk mengisi dan beraktifita di dunia ini
semakin berkurang. Maka iman ini terkadang naik bahkan turun drastis. Bahkan selama
hidup dan sampai usia saya 37 tahun saya lalai dari berbagai tugas khusus nya
tentang IMAN. Dengan membaca ayat ini kembali saya tersadar dan seharusnya saya
memikirkan segala sesuatu bahwa setiap yang bernyawa pasti akan mati jua. Banyak
sekali hal-hal yang ada dilingkungan dan
alam sekitarnya yang harus kita pikirkan dari hewan tumbuhan bahkan manusia
serta alam beserta isinya.
Dan
dalam ayat tersebut kita diperintakan untuk berfikir tentang penciptaan duania
beserta seisinya, tentang penciptaan diri saya , tentang penciptaan gempa bumi
dan lain sebagainya. Sementara untuk saat ini yang saya pikirkan adalah
kehidupan saya berlalu dengan sangat cepat , saya semakin tua dan lemah dan
lambat laun kehilangan kecantikan dan ketampanan, kesehatan, dan kekuatan.
Dan
saat ini yang paling terpikir oleh saya adalah bahwa suatu hari nanti ,
malaikat maut akan mencabut nyawaku. Pada akhirnya saya berpikir tentang
anak-anakku, nasib dan kehidupan mereka bagaimana? Ternyata begitu singkatnya waktu ini…
Dalam buku ini juga dikatakan bahwa Manusia adalah
Makhluk yang dilengkapi Allah sarana berpikir namun kebanyakan manusia tidak
mempergunakan sarana yang teramat penting sebagaimana mestinya. Setiap orang
memiliki tingkat kemampuan berpikir kita tidak menyadarinya.
Dalam surat Ad-dkhaan ayat 38-39 yang artinya “dan
kami tidak menciptakan langit dan bumidan apa yang ada diantara keduanya dengan
bermain-main. Kami tidak menciptakan keduanya melaikan dengan haq, tetapi
kebanyakan mereka tidak mengetahui.”
Dan dalam Surat Al-Mu’minuun ayat 115 yang artina “Maka
apakah kamu mengira, bahwa sesunggunya kami menciptakan kamu secara main-main
saja dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada kami”
Oleh karena itu yang paling pertama dipikirkan adalah
penciptaan diri sendiri, kemudian segala sesuatu yang dilihat di alam sekitar serta
segala kejadian atau peristiwa yang dijumpai. Padahal Allah telah memberikan
kita kesempatan hidup di dunia. Maka berpikirlah dan merenung untukkemudian
mengambil kesimpulan atau pelajaran dari apa yang kita renungkan.
Sumber : Deep Thingking (Bagaimana Seorang Muslim
Berfikir), Harun Yahya, Robbani Press, Jakarta, 2021. Hal.27-29

Komentar
Posting Komentar