Bahagia bersamamu part 1
By : Afifah Athohiroh
Bahagia bersamamu part 1
Teringat jelas ketika kamu meminangku untuk dijadikan pendamping hidupmu. Awalnya aku tidak percaya karena dibandingkan dengan teman teman yang lain mereka lebih cantik, pintar dan lebih Enerjik tapi sampai saat ini akupun masih belum percaya atas kejadian ini.
Aku tidak berharap mendapatkan jodoh dengan latar belakang pendidikan tinggi, apalagi dengan memiliki fisik yang keren atau sering disebut Ganteng. Aku sadar dengan semua kekurangan yang aku miliki.
Ijazah SMU itu sudah cukup bagiku, Bekerja sebagai Asisten Tenaga tata usaha di salah satu sekolah suasta itu sudah melebihi dari harapanku. Karena semua itu hendaklah selalu disyukuri. Itulah kata pamungkas dari kedua orang tuaku ketika aku mengeluh tentang kesusahan hidup yang saya jalani.
Saat ini aku lebih membutuhkan uang untuk membantu ekonomi keluarga agar kedua adikku bisa bersekolah. Tahun berganti tahun adik pertamaku bisa menyelesaikan pendidikan SI Matematika dan sudah mengabdikan ilmunya di sekolah suasta, sementara adik kedua mendapatkan gelar Sarjana pendidikan Bahasa Inggris. Dan lulus tes CPNS. Alhamdulillah aku merasa tenang karena mereka bisa lebih baik dariku.
Kedua orang tuaku selalu saja memintaku untuk segera menikah. Kata mereka "tidak perlu lagi kamu merisaukan adik adikmu atupun kami"
Akupun mengerti dengan keadaan mereka yang sangat ingin melihat aku menikah tapi bukan aku yang tidak mau menikah tapi sungguh belum ada satu laki-lakipun yang datang meminangku. Jangankan untuk kenalan basa basipun tidak ada sama sekali.
Ada juga beberapa rekan kerjaku menawarkan teman teman ataupun kerabat merka tapi kesemua itu hanya berakhir dengan pertanyaan saja belum ada sampai kepada perkenalan apalagi bertemu.
Kedua orang tuaku tak berhenti menasehatiku, agar lebih fokus pada mencari pasangan hidup. Ya pastilah mereka malu dengan kondisi ku karena banyak omongan masyarakat yang mengujat dengan berbagai kesimpulan yang mereka buat sendiri
kerabat ataupun yang lainnya yang setiap kali bertemu yang ditanya lebih dulu adalah "Sudah Menikah?" lebih sakit lagi ketika beberapa kalimat baik sadar ataupun tidak keluar dari mulut mereka tentang alasan mengapa Jodohku tak kunjung datang.
Dalam sujudku kepada Sang Menguasai aku selalu meminta untuk mempercepat Jodohku bahkan akupun protes dalam doaku "Mengapa aku terlahir tidak seberuntung orang lain dan tidak secantik wanita lain?" Tidak bisa lagi terungkap dengan kata kata kesedihanku kala itu.
"Kak pesananku sudah sampai" tanya sindy adik bungsuku
"Sepertinya 2 hari lagi sind" jawabku sambil membolak balik dokumen yang sudah menjadi makananku setiap hari
"Ntar hari H nya blom sampai gimana?" Tanyanya dengan wajah kecewa
"Yo wes pakai aja baju yang lain "
"Appppaaa Kaaaak"ekspresi adik bungsuku mendengar jabanku.
Tiba tiba pintu kamarku sudah dibuka dan dan paras cantiknyapun muncul dibalik pintu.
"Kak srius nih, kaka udah pesankan?"tanyanya manjah
"Ok ok" jawabku singkat dengan mengangkat jempol kananku.
Adik manjaku yang satu itu langsung berlalu tanpa menutup pintu. Akupun kembali berkonsentrasi pada pekerjaanku yang sudah tertunda
Sindy berparas lebih cantik dariku. hari sabtu depan sindy akan dilamar. Aku bahagia karena satu tanggung jawab orang tua berkurang. walaupun hati kecilku berharap hari bahagia itu menghampiriku jua
Aku hampir putus asa dengan kehidupanku tapi untung saja aku memiliki orang tua yang hebat serta adik adiku yang baik dan teman teman yang perhatian. Karena merekalah yang membuat aku bisa melewati bagian dari skenario Allah dalam hidupku.
****
Komentar
Posting Komentar