Chalenge for alinea

Bertemu Dengan dua pangeran

Ketika jari jemari ini menuliskan beberapa kata agar terangkai menjadi kalimat yang bermakna. Dan mengisahkan kisah cinta pertemuan dua insan dan mengikat janji setia untuk membangun peradaban berumah tangga.

pertama kali melihatmu, dengan berpostur tubuh tinggi  dan  kurus, kamu bersama dengan temanmu bernama Rian ketika itu kalian dimintai tolong oleh Kepalah Yayasan untuk menemani kami  jalan jalan bersama anak anak TPQ Al Ikhsan.

Aku berstatus sebagai salah satu pengajar  Al Qur'an di TPQ Al  Ikhsan. aku melihat wajahmu yang tampan sembari beristigfar membentengi hati  agar tidak menciptakan khayalan nafsuh tentang cinta.

Aku menghibur diri bahwasanya lelaki kurus tinggi itu tidak akan mungkin melirik ku. Apalah aku? Seorang anak yang numpang hidup dengan Paman dan Bibinya sampai menyelesaikan pendidikan SMU.

Lelaki manapun pasti akan memilih pasangannya yangnya yang cantik, dari keluarga kaya dan terhormat lagi.

Dari kejauhan aku hanya menikmati kegantengannya dan tersihir oleh keramahannya serta cara dia memperlakukan wanita. sesekali terlintas dalam imajinasiku suatu saat nanti dia akan meminang ku.

Lucu?

Sesekali aku mencuri pandang dan meminta diperhatikan dengan berbagai alasan. Mintak tolong inilah! Itulah! Dan sebagainya. Pokoknya aku berlaga menjadi wanita yang benar benar menjaga kehormatan diri.

Destinasi kami adalah Pantai. Kami ingin melepaskan kepenatan dari seabrek kegiatan yang melelahkan. Hingga aku dipertemukan dengan dia.

"Om boleh mintak tolong" aku membuka pembicaraan.

"boleh boleh"jawabnya datar

"Belikan Aqua gelas donk satu gerdus"pintaku dengan suara sedikit genit, sembari menyodorkan uang 50.000

Dia menyambut uang tersebut, menghidupkan mesin motor lalu berlalu bersama Rian.

15 menit kemudian dia telah kembali sembari memikul satu gerdus Aqua di pundak sebelah kanannya. Lalu menyodorkan padaku dan tak lupa mengembalikan uang kembaliannya.

Keindahan pantai membuat aku ingin mendokumentasikan setiap kegiatan kami, setidaknya untuk meninggalkan jejak bahwa aku dan anak anak TPQ pernah menghabiskan hari Minggu bersama selain itu akupun pernah mengenalnya.

Jepret jepret jepret kuarahkan kamera di setiap sudut yang menurutku wajib di jadikan kenangan. Hingga terhenti pada dua sosok lelaki yang sedang asyik mengawasi gerak gerik kami. Yang berkulit hitam manis dan sedikit lebih pendek namanya Rian. Sementara orang disampingnya berpostur tinggi, kurus putih namanya Zaki.

Mereka berdua memang ditugaskan untuk mengawasi kami, karena guru guru TPQ semuanya perempuan dan kami membawah anak anak sebanyak 40 orang. Dan benar saja mereka melaksanakan tugasnya dengan sangat baik. Terkadang mereka ikut menasehati  beberapa anak yang mintak izin untuk mandi dan sebagainya. Pokoknya hal hal yang berbahaya pastilah mereka akan ikut andil.

Sehari terasa tak cukup, menjelang azan ashar buk ketua meminta kami untuk bergegas pulang. Sedikit kecewa karena tak bisa melihat dia kembali.

Aku memutuskan untuk menikah saja dari pada kuliah, dengan pertimbangan aku tidak ingin lebih lama terkurung di rumah itu. Aku ingin bebas sebebas bebasnya. Bukankah sudah cukup aku terkurung di rumah itu hampir 6 tahun lamanya. Terikat dengan semua aturan aturan yang ada sungguh aku bosan berada dirumah itu.

Hal yang kunantikan Tibah jua. Seorang pemuda Palembang datang melamar ku tak ada pacaran hanya Ta'aruf saja. Dan hatiku langsung tertarik padanya. Kebetulan dia pernah menjadi guru pengabdian di Pondokku kala itu aku masih duduk di kelas 11 Madrasah Aliyah.

Dia mengutarakan maksud baiknya dan alasan dia memilihku. Aku dan bibik sangat bahagia menerima pinangannya dia bahkan sudah meninggalkan uang sebanyak 3 juta, uang hasil pencarian dia sendiri. Dia sefikroh denganku tapi apalah dayaku, Tibah- ibah saja paman menolak  lelaki tersebut dengan alasan aku akan sengsara hidup dengannya.

Aku berisikhoroh memintah yang terbaik. Dan kuputuskan untuk tidak melanjutkan hubungan kami. Kecewa? Pastilah kecewa. Apa lagi pemuda itu. Dia jauh lebih kecewah dariku. Maka impian bertemu pangeran gagal total.

Pangeran Sebenarnya

Aku membuka catatan  diaryku selama masa SMU. Tahun berganti melewati beberapa tahun. Saat itu aku sudah menggunakan seragam Abu Abu. Aku ingat terakhir kali aku melihat wajah pangeran impian yang  bergelantungan di angkot.

"Kura kura ninja!" Teriak pemuda itu dari pintu angkot.

Kata-kata  itu sering  kudengar setiap kali akan kesekolah. Kemudian dua tahun berikutnya kata-kata itupun hilang dari memoriku, semuanya tak pernah aku ingat. Semuanya terhapus oleh air hujan yang setiap tahunnya mengguyur bumi

Dan catatan tentangmu tak tersisah sedikitpun . Selama sekolah bibik tidak mengizinkan aku pergi kemanapun termasuk menghadiri acara nikahan. Tapi setelah saya lulus tepatnya awal tahun 2004, aku diizinkan menjadi MC di salah satu pesta pernikahan Danil. Anak orang kaya di Desa ini. Disana aku melihat dia lagi, tentunya dengan gaya yang berbeda kamu menjadi tinggi kurus dan seringku bilang kutilang. Ada sekitar 3 jaman aku dan dia dan satu temannya namanya Hendra kami bercengkeramah dengan berbagai cerita serta pengalaman pokoknya asiklah. Setelah pertemuan itu diapun menghilang beberapa bulan lamanya.

Aku semakin galau tentang siapakah yan bakal menemani hari hariku.  aku masih saja bertanya dalam doa akankah orang yang menjadi suamiku dia akan setia padaku ?
Apakah orang yang akan menjadi suamiku akan saying denganku?
Bagaimanakah nasib anak anakku nantinya? apakah mereka akan sama seperti kehidupanku?

Semua pertanyaan diatas menambah kegundahanku untuk menentukan pilihan. Karena saat itu aku tidak bisa kulia maka aku putuskan untuk menerima pinangan seorang laki laki yang menurut penglihatanku dia Baik. Ketika pemuda itu ingin melamarku tiba tiba saja paman dan beberapa anggota keluarga tidak menerima pinangan pemuda Palembang itu. Ya dengan alasan dia bukanlah laki laki baik. Hanya batas itu saja Paman menjelaskan ketidak sukaan dia terhadap pemudah yang datang meminang.

Aku beristikoroh memintah pilihan kepada sang Maha mengetahui. Aku meminta Kepada Robbiku yang menciptakan aku. Aku banyak mengharap serta menyerahkan semua hidupku Utuk Sang Yang Mempunyai Jiwaku. Akhirnya akupun memutuskan untuk tidak menerima pinangan laki laki itu. Kami saling mengikhlaskan apabilah diantara kami ada yang lebih dahulu menikah.

Tak lama kemudian pemuda itu sudah mendapatkan jodohnya. Aku hanya mengucapkan Hamdalah dan ikut bersyukur serta mendokannya semoga pemuda itu bahagia.

Hidupku harus terus berlanjut, walaupun hari hari ini tersa sangat sulit tapi itulah hidup. Kita hidup untuk memilih, ya aku lah yang memilih untuk tidak melanjutkan hubungan ke jenjang pernikahan karena banyaknya kesulitan yang kami hadapi.pemuda itupun sedikit demi sedikit mulai aku lupakan.

Tiba di penghujung 2004, aku bertemu dengan dia. Dia yang sudah lama tidak pernah terlihat yang seingatku awal 2004 aku betemu. Tapi takdir Allah berkata lain. Pantai panJang yang menjadi saksi bisu pertemuan kami tapi saat itu memang belum terfikirkan kalau aku dan dia akan berlanjut kepada jenjang yang lebih serius.

Pertemuanpun terus berlanjut, aku tidak tahu apakah disengaja ataupun tidak aku saat itu tidak tahu.

Acara di Curup menjadi pertemuan selanjutnya antara aku dan dia, ketika itu tante memintaku untuk ikut ke Curup. Langsung aja aku terima tawaran tersebut karena selama saya sekolah saya tidak boleh kemana  mana. Ada dua angkot yang berangkat ketika itu. Tapi anehnya semua angkot telah penuh dan akupun terpaksa harus naik motor bersama dia. Masyaallah aku sadar hal itu tidak di anjurkan dalam adab pergaulan Islam.

Tapi karena aku juga tidak menolak tawaran tanteku bahwa aku harus naik bersama dia. Perjalananan kami ke Curup menjadi titik terang bagi dia. Katanya diapun semakin yakin untuk meminang aku menjadi Istrinya.

Dan pada akhirnya dia benar benar meminangku. Dengan tanggal akad nikah 11 September 2005. Sampai saat ini dial ah orang yang sudah menemaniku, baik susah maupun senang tapi terkadang ketika aku ingin membuka lembar lembar masa mudah aku tertawa sendiri lucu dan teramat lucu.

LOVE you,my Husband..

Komentar

Postingan Populer