Ujian Madrasah hari pertama

Mengawas Ujian Madrasah Hari Pertama

Hari Senin 29 maret, saya kebetulan mengawas di ujian Madrasah MTs. Ya sebenarnya mengawas adalah hal yang paling membosankan gimana tidak dalam 2 jam saya harus mengawasi tanpa ada kegiatan di dalamnya hanya clinga clinguk memperhatikan siswa mengerjakan soal sampai batas waktu yang sudah ditentukan.

Memang sich sudah menjadi kewajiban seorang guru yakni mengajar, ada tatap muka selanjutnya menilai. Apakah pembelajaran yang kita lakukan berhasil ataupun tidak? Otomatis harus ada penilaian akhir ata ada evaluasi untuk mengukur tingkat ketercapaian siswa. 

Nah ponpes Alhasanah sedanga mengadakan ujian madrasah untuk kelas 9  mulai berlangsung hari ini, Senin 29 maret dan berakhir pada hari Sabtu. Selain ujian akhir untuk siswa kelas 9, madrasah juga mengadakan penilaian tengah semester teruntuk siswa kelas tujuh, delapan, sepuluh dan sebelas. Selain itu juga madrasah melaksanakan kegiatan untuk siswa kelas 12 yakni Amalia tadris, dan 

 khitobah. 

Dengan padatnya jadual yang ada sehingga guru guru pun terlibat di dalam kegiatan tersebut, Tak ketinggalan begitupun dengan saya sendiri. 

Untuk hari Senin saya mengawas ujian akhir kelas 9 dan untuk hari Selasa sampai Kamis saya menjadi tim penilai di kelas Amalia tadris dan untuk hari Sabtu saya kembali mengawas di k las 9. So harus mempersiapkan diri baik fisik maupun mental karena tidak menutup kemungkinan di saat seperti ini dalam kondisi capek akhir sesama guru saling bersilang pendapat ya semoga saja semuanya saling menjaga hati dan perasaan agar semua kegiatan berjalan sesuai yang diharapkan.

Untuk hari ini 2 jam harus mengawas, masyaallah itu adalah cobaan diuji apakah kita akan amanah ataupun tidak. Bukan hanya guru saja merasa bosan tetapi siswa juga merasa bosan karena dari jam 9 kurang seperempat jam mereka sudah selesai mengerjakan soal pada akhirnya mereka tidur di atas kertas ujian. 

Ingat masa masih sekolah dahulu, tentunya masa sekarang sama saja Sikh hanya saja berbeda orang dan berbeda zaman